![]() |
H. Karna Sobahi, M.M. Pd Bersam Istri |
SUARA GARDA, majalengka
Dilihat dari letak geografi, kabupaten Majalengka sesungguhnya merupakan salah satu Kabupaten agraris terbesar di Jawa Barat. Dengan lahan yang luas dan iklim yang mendukung sangat mungkin bagi Majalengka untuk bisa menjadi kabupaten yang maju dalam bidang pertanian, demikian dikatakan Wakil Bupati Majalengka H. Karna Sobahi dikediamannya belum lama ini.
Orang nomor dua di Majalengka ini menuturkan, kendati hasil pertanian di Bumi Sindangkasih ini berlimpah, nyatanya nasib petani tak pernah berubah menjadi lebih baik. Dan sekarang, posisi petani semakin tercekik akibat melambungnya harga pupuk, bibit, pestisida, dan bahan pertanian lainnya. Belum lagi dampak kerusakan lingkungan dan pemanasan global (global warming) yang menyebabkan musim menjadi tidak menentu, yang berujung pada kesalahan musim tanam dan produktivitas yang menurun. Lebih menyedihkan lagi ternyata banyak masyarakat yang memandang profesi petani sebagai pekerjaan yang tidak menjanjikan dan identik dengan kemiskinan,
“Bagaimana petani bisa makmur kalau masyarakat memandang petani sebagai pekerjaan yang hina, dan anak para petani sendiri tidak bercita-cita sebagai petani. Yang muda lebih memilih bekerja di kota, sehingga yang tersisa di desa adalah para petani yang lemah, dan sudah tua,” tuturnya
Pria yang siap maju di Pilkada 2018 mendatang ini menambahkan, Di sisi lain, banyak organisasi yang mendengungkan pelestarian lingkungan, namun sering melupakan keberadaan masyarakat di sekitarnya yang juga menjadi bagian dari lingkungan. Hal inilah yang harus dikedepankan yakni pelestarian lingkungan yang diimbangi dengan kearifan menjaga ekonomi lokal masyarakat.
Menurut Karna, lingkungan dan manusia harus berjalan berdampingan dan saling bersinergi. Setiap usaha pelestarian lingkungan harus diimbangi dengan kearifan menjaga budaya masyarakat dan pemecahan masalah yang berhubungan dengan ekonomi. “Orang harus mengubah definisi hutan lingkungan. Kalau orang bisa menghijaukan hutan tetapi tidak bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, itu belum (bisa) dikatakan ramah lingkungan, karena masyarakat adalah bagian dari lingkungan. akibatnya banyak masyarakat yang tetap menjarah hutan,” tandasnya.
Kepedulian terhadap petani memang harus dilakukan secara total. Tidak hanya memperbaiki lahan kritis, tetapi juga berusaha memperbaiki pola fikir para petani yang konvensional menuju pola berfikir yang modern.
Menurut Dia, salah satu pangkal kemajuan para petani adalah bagaimana mengajarkan mereka untuk berfikir kritis dan menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Mengajarkan para petani untuk mampu membuat pupuk sendiri adalah cara cerdas dalam mengatasi keterbatasan infrastruktur dan tingginya pupuk di Indonesia. “Banyak program pemakaian pupuk organik itu gagal. Karena yang paling substansi itu dilupakan. Mestinya petani itu yang dilatih membuat pupuk organik di tempatnya. Jadi tidak benar kalau membuat kompos itu di kota. Itu hanya untuk konsumsi penghobi tanaman, padahal pemakaian kompos terbesar itu ada di pertanian,” katanya dengan kritis.
Mengajarkan kepada para Petani bagaimana cara menanam padi yang efektif di alam yang strategis di kabupaten Majalengka yang mayoritas pnghasilannya mengandalkan pertanian, yaitu dengan sistem SRI (System of Rice Intensification), suatu teknik penanaman padi yang mampu menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan metode lain yang pernah ditanam meskipun dengan bibit dan pengairan yang lebih sedikit.
Menurut Karna, di sistem SRI, padi dikembalikan pada sifat asalnya sebagai tanaman darat dan diperlakukan dengan sebaik-baiknya. “Cinta kasih itu tidak hanya diperlakukan terhadap sesama manusia, tanaman pun harus diperlakukan sama. Pada waktu dipindahin itu harus diperlakukan dengan penuh kasih sayang, hasilnya sangat mengejutkan, dalam satu hektar tanah yang biasanya menghasilkan 4 ton, dengan sistem SRI mampu menghasilkan 8 ton, bahkan bisa mencapai 10-15 on/ha.
Terakhir pria yang terkenal ramah ini berharap apa yang menjadi keinginannya ini bisa menarik pihak lain untuk mau bersama-sama menyembuhkan bumi Sindang Kasih tanpa mengabaikan keberadaan masyarakat di sekitarnya, serta kepada para stake holder dinas instansi terkait harus menjalin kebersamaan untuk mewujudkan lingkungan yang hijau dan petani yang makmur, pungkasnya. (Sal)
0 komentar :
Posting Komentar
Komentar Pembaca