![]() |
Yoyo Darwayo S. Pd |
Oleh: Yoyo Darwayo S. Pd
(Penulis adalah Politisi Muda Partai Golkar Kab. Majalengka)
Dua tahun mejelang pilkada Majalengka banyak sekali bermunculan wacana-wacana politis terkait mensikapi batasan usia antara yang Muda dengan yang Tua. Bagi yang pro kepada kaum muda mereka lemparkan tuduhan bahwa yang tua dianggap apatis dan pasif, sedangkan yang pro kepada yang tua, lempar tuduhan bahwa yang muda cenderung kurang bijaksana terlebih minimnya pengalaman.
Sebenarnya usia bukanlah jaminan terwujudnya pemimpin yang ideal yang dapat menghantarkan Majalengka ke arah yang lebih baik, tua muda yang terpenting adalah sejauh mana kualitas individu tersebut dalam mempersiapkan diri menjadi seorang pemimpin.
Untuk menjadi pemimpin setidaknya Seorang individu harus memiliki karakter, diantaranya. 1. Dekat kepada Tuhan (at-taubah; 100) 2. Memiliki pandangan kedepan/ futuristic (Q.S Ad Duha 4) 3. Amanah (Ali Imran; 26) 4. Bijaksana (An Nahl 125) 5. Pengetahuan dan Wawasan Luas (Ali imron; 190-191 6. Adil (Al-Baqarah 143), 7. Teguh Pendirian Atau misalkan seperti karakter Nabi Muhammad Saw, Sidiq (membawa kebenaran) amanah (terpercaya), Tabligh (menyampaikan), Fatonah (cerdas) sedangkan pendapat lain secafa umum yaitu, Loyality, Educate, Advice, Discipline atau disingkat LEAD.
Percuma saja usia muda energik namun kualitasnya masih rendah, sia-sia saja usia tua jika kualitas pribadinya tidak memiliki karakter seorang pemimpin.. Opini yang memperdebatkan masalah usia secara tidak langsung mengaburkan hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.. Maka dalam hal perdebatan mencari pemimpin yang ideal bukanlah berdasarkan usia tetapi lebih kepada Sumberdaya Manusianya.
Bagaimana ia memiliki tujuan bukan untuk kepentingan sepihak atau golongannya saja, tetapi masyarakat yang luas, ini juga harus menjadi pijakan penting agar pemimpin memiliki komitmen membentuk masyarakat yang berkeadilan dan memenuhi hak-hak masyarakat. Kualitas individulah yang paling penting, soal usia tua dan muda bukan persoalan yang harus ramai-ramai kita perdebatkan. Yang Tua banyak yang sukses menjadi pemimpin, begitu pun yang muda. Yang tua banyak yang gagal menjadi pemimpin begitu pula yang muda. Setiap kita mempunyai potensi menjadi seorang pemimpin, dan disnilah pertanyaan yang harus kita jawab sejauh mana kita mengolah potensi tersebut? Potensi yang di berikan Tuhan semenjak lahir. Baik yang muda maupun yang tua memiliki hak yang sama untuk menjadi seorang pemimpin.(***)
0 komentar :
Posting Komentar
Komentar Pembaca