Negeri Tanpa Harapan

Sufyan Haris

Oleh: Sufyan Haris


       Sejak reformasi hingga saat ini belum ada suatu perubahan yang berarti dan bisa dibanggakan, namun kita sempat dikejutkan dengan peraihan medali olimpiade oleh putra-putra bangsa di tengah rumitnya problematika bangsa.
        Perekonomian yang dipandang sebagai kunci pembebasan dari krisis pun tidak kunjung terselesaikan, pasalnya membudayanya korupsi ditengah giatnya pembangunan. Sebagai contoh kasus privatisasi BCA, atas desakan IMF, BCA dijual 5 triliun untuk 51% sahamnya dan jika ditotal bisa menjadi 10 triliun untuk 100% sahamnya, padahal di dalam BCA ada tagihan 60 triliun kepada pemerintah per tahunnya. 
       Sektor pendidikan dicoba untuk menjadi prioritas utama pembangunan bangsa. Diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang diterapkan secara resmi pada tahun 2004/2005 sebagai titik terang menuju otonomi pendidikan. Namun Dengan demikian para pendidik belum siap dengan aturan main yang ada, dengan kondisi agak terpaksa, akhirnya KBK diimplementasikan dalam proses pembelajaran. 
       Pasca KBK, diberlakukan lagi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) yg dilaksanakan mulai tahun 2006/2007 dan disusul oleh program kurtilas, dengan peraturan semacam ini akan berdampak pada kapitalisme dunia pendidikan yang imbasnya kepada lulusan dan kesannya seperti kelinci percobaan. 
       Selain itu perang antar kebudayaan dan ideologi antar bangsa sangat terasa oleh penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa. Berbagai proyek penanaman ideologi oleh bangsa-bangsa maju kepada negara-negara berkembang kerap dilakukan untuk menjadikan negaranya sebagai pusat peradaban dunia, dana triliunan dikeluarkan untuk kepentingan ini. 
       Mampukah bangsa ini mempertahankan potensinya ditengah-tengah arus globalisasi yang tanpa batas? Kita bisa jawab bersama melalui aktivitas sehari-hari dengan menerapkan prinsip 3M, yaitu memulai dari diri sendiri, mulai dari hal terkecil, dan mulai dari sekarang. Kemandirian yang disertai dengan kesabaran dan ikhtiar (berusaha) adalah jalan keluar dari kemelut persoalan bangsa yang ada.***

Share on Google Plus

Tentang Unknown

SKU Suara Garda Berdiri Atas Dasar Keprihatinan Sekumpulan Generasi Muda Terhadap Ketidak Adilan, Pelaku Koruptor Serta Bertekad Menjadi Corong Bagi Masyarakat

0 komentar :

Posting Komentar

Komentar Pembaca

Baca Juga