
SUARA GARDA, Majalengka
Tradisi Munjung adalah sebuah tradisi warisan leluhur yang patut dilestarikan, Munjung memiliki makna pilosofis yang sangat dalam, keberadaannnya kini kian terkikis oleh semakin majunya jaman.
Menurut keterangan Kepala Desa Byawak Hj. Jariyah yang didampingi suaminya H. Muklis menjelaskan, tradis munjung yang diwariskan oleh para leluhur mengandung makna yang sangat dalam selain untuk mengenang para leluhur juga didalamnya disajikan acara silaturahmi antar warga, saling berbagi sedekah, serta sarat dengan doa-doa selain untuk para arwah juga doa-doa untuk keselamatan, dijauhkan dari mara bahaya, serta acara yang dilaksanakan menjelang musim tanam ini bertujuan agar tanaman padi yang ditanam diharapkan mendapatkan hasil yang melimpah, katanya.
Acara digelar tepat dihalaman pemakaman Buyut Keramat Mbah. Dales desa Byawak Kecamatan Jatitujuh ini dihadiri oleh ribuan warga desa Byawak bahkan tampak para tamu yang datang dari kabupaten Indramayu yang jumlahnya ratusan orang, dengan membawa aneka makanan dari makanan ringan khas daerah juga tumpeng serta yang lainnya.
Hadir pada kesempatan tersebut Wakil Bupati Majalengka H. Karna Sobahi, Camat Jatitujuh Yoyo, beserta jajran Muspika, Anggota Legislatif PDIP Sutrisno, Kepala BP3K Kecamatan Jatitujuh Casman, tokoh masyarakat, para ulama serta Ribuan warga.
Dalam sambutannya H. Karna Sobahi menyampaikan, tradisi Munjung adalah tradisi dan adat istiadat sebagai ke-Arifan Budaya Lokal yang patut dilestarikan, Wabup berharap warga yang hadir dapat mengambil hikmah dari essensi tradisi Munjung tersebut, selain menjaga hubungan silaturahmi, serta masih kokohnya suasana gotong royong antar warga wajib dipertahankan, selain itu menurut Dia masyarakat harus mampu mencontoh apa yang diamantkan dan suri tauladan para leluhur, serta mampu mewujudkan apa yang menjadi cita-cita para leluhur yang belum terlaksana.
Salh satu cita-cita para leluhur, lanjut Wabup adalah amanat kepada para pemimpin diantaranya agar senantiasa memperhatikankebutuhan masyarakat yang mana mayoritas mata pencaharian sebagai petani seperti kebutuhan pengairan sawah dengan membangun saluran irigasi, sarana pertanian, serta arahan-arahan agar tanaman bisa mengasilkan yang lebih baik lagi.
Menjelang dibangunya mega proyek Bandara Kertajati, tambah Dia lahan pertanian secara otomatis akan beralih fungsi, tidak sedikit beralih dari lahan pertanian menjadi lahan bandara, serta lahan aero city, dengan berkurangnya lahan pertanian otomatis berkurang pula produksi padi, hal ini harus cepat disikapi oleh semua pihak, salah satu solusi adalah dengan mengikis sedikit demi sedikit kebiasaan konsumsi makan yang berasal dari beras dialihkan pada makanan yang berasal dari non beras, seperti jagung, Hanjeli, Gandum dan lain sebagianya,”Pada awalnya ini pasti sangat sulit, tapi kalau dilakukan terus menerus hal ini akan menjadi biasa dan masyarakat juga kan terbiasa dengan sendirinya,” terangnya.
Camat Jatitujuh Yoyo, menyampaikan rasa gembiranya dapat hadir ditengah-tangah masyarakat desa Byawak, Ia mengatakan acra Munjung patut dilestarikan sebagi aplikasi dari rasa syukur kepada Allah SWT serta menyampaikan doa-doa bagi para arwah leluhur juga doa-doa agar musim tanam nanti dapat menghasilkan panen yang melimpah.
Camat juga menyampaikan Surat Edaran dari Bupati tentang percepatan musim tanam, mengingat kemarau pada tahun sekarang ini bisa disebut kemarau basah yang mana seharus musim kemarau itu tidak turun hujan, ternyata huan tidak henti-hentinya, maka dari itu bupati dalam surat edarannya menyampaikan agar mayarakat patani segera melakukan percepatan tanam, paparnya.
Acara yang berlangsung khidmat ini selanjutnya ditutup dengan doa, yang dipimpin oleh ulama setempat.(Sal)
0 komentar :
Posting Komentar
Komentar Pembaca