Oleh: Salaman Faqih
Tim sukses adalah sekumpulan orang yang dengan segenap tenaga melakukan berbagai manuver dan propaganda agar kandidat yang diusungnya memperoleh kemenangan. Sebaliknya, sekumpulan orang yang dengan segala kelihaian dan basa-basinya – yang melakukan berbagai trik agar kandidat terpengaruh dengan mantera palsunya – sehingga si kandidat memberikan segala fasilitas kepadanya – dengan harapan beroleh kemenangan, maka mereka adalah sukses tim, bukan tim sukses. Keduanya (tim sukses dan sukses tim) nampak mirip sehingga ramai kandidat yang terkecoh.
Sebagaimana telah disinggung, tim sukses akan bertindak sebagai “dewa penyelamat” ketika kontestasi politik digelar. Sedangkan sukses tim akan memanfaatkan segala keadaan guna meraup keuntungan untuk timnya. Sukses tim dengan segala keahliannya juga akan memanfaatkan kegalauan kandidat dengan menjual harapan-harapan yang menjulang, sehingga kandidat terpana dan rela mengeluarkan sejumlah biaya demi terwujudnya harapan itu.
Ketika pesta politik usai, jika kandidatnya menang, maka tim sukses akan bereuforia untuk beberapa lama – dan seiring perjalanan waktu akan terdengar tangisan-tangisan kecil dari mereka dan akhirnya tangisan itu akan berevolusi menjadi sebuah ledakan dahsyat – dan lahirlah perlawanan terhadap kandidat yang diusungnya tersebab banyak janji yang tak terpenuhi. Dalam kondisi ini, si kandidat akan berubah menjadi hantu yang sulit ditemui dan tim sukses pun akan meramu sejumlah mantera guna menghujat si kandidat yang dulu dibelanya mati-matian. Adapun jika kandidat yang diusungnya kalah, tim sukses pun akan berurusan dengan pasal hutang-piutang. Dalam sebagian kasus, si kandidat akan mencari tempat-tempat sunyi guna menyepikan diri dari kejaran tim sukses.
Berbeda halnya dengan tim sukses, sukses tim akan bernasib lebih mujur jika kandidatnya menang. Dia akan terus melagukan hikayat ular guna melilit kandidatnya yang telah beroleh kejayaan. Meskipun si kandidat berusaha melupakannya, namun sukses tim tersebut tidak akan pernah berduka, karena selama suksesi politik berlangsung, dia telah meraup keuntungan yang berlimpah, berupa makan minum dan segenap fasilitas lainnya. Demikian pula jika kandidatnya kalah, sukses tim akan bersegera meninggalkan kandidatnya tersebut dalam kesendirian – sambil melambaikan tangan sembari melenggok girang.
Lantas bagaimana caranya mengidentifikasi seorang tim sukses? Secara sederhana, ada beberapa indikator yang bisa dijadikan sebagai alat ukur, di antaranya: bekerja sesuai fungsi dan jabatannya; menjaga perilaku dalam berkampanye sehingga kandidatnya tidak tercemar; melaporkan kenyataan di lapangan sesuai dengan fakta; menasehati kandidatnya jika melakukan kesalahan; menggunakan anggaran dari kandidat sehemat-hematnya; menutupi aib kandidatnya; bekerjasama dengan tim lainnya dan tidak membuat faksi sendiri; dan tidak menjadikan kandidatnya sebagai ATM.
Adapun sukses tim dapat diidentifikasi dengan beberapa ciri berikut: sering membawa kabar gembira bahwa seisi kampung sudah klop untuk mendukung; sering melapor bahwa anggaran harus ditambah; sering memuji kandidatnya dengan senandung menidurkan; sering menjelekkan lawan politik di depan kandidatnya; memastikan bahwa kandidatnya akan menang mutlak; suka merendahkan anggota tim; meminta fasilitas berlebihan seperti mobil operasional, peng pulsa, peng minyeuk, dan peng kupi.
Setelah memahami ulasan di atas, saya menyarankan kepada tim sukses untuk hati-hati agar tidak ditipu oleh kandidat. Demikian pula kandidat harus pandai-pandai memilih tim agar tidak ditipu oleh sukses tim. Kandidat, tim sukses dan sukses tim biasanya akan saling bersaing untuk menunjukkan siapa yang paling lihai menipu. Wallahu A’lam.
0 komentar :
Posting Komentar
Komentar Pembaca