Warga tengah mengangkut limbah daun teh. Foto: Antara
SUARA GARDA, Sumedang
Adalah Eman, Eman warga Desa Sukajadi, Kecamatan Wado ini mampu menyulap daun-daun kering cengkeh menjadi pundi-pundi rupiah. Di tempat usahanya itu, terlihat banyak limbah cengkeh yang sudah tidak dimanfaatkan warga pasca panen.
Bermodal awal Rp 8 juta, Eman hingga saat ini bisa hidup berkecukupan. Berawal pada Tahun 1999, usaha penyulingan limbah daun dan batang cengkeh dijalankan oleh keluarga Eman. Dan, saat ini usaha tersebut dilanjutkan anaknya, Seharudin (33). Semula, Seharudin tak tertarik dengan usaha yang digeluti ayahnya, ia malah memilih bekerja di Jakarta, namun terakhir ia memutuskan untuk melanjutkan usaha bapaknya.
“Dulu saya juga kuli, di sebuah maal dengan gaji perbulan hanya Rp 1 juta,” tutur Seharudin mengawali pembicaraan dengan penulis.
Saat itu, ia tak melanjutkan pekerjaan di Jakarta, karena kerap sakit. Ia pun memutuskan untuk pulang kampung, dan memutuskan untuk kembali meneruskan dan membangun usaha yang sudah dirintis oleh orangtuanya, menjadi penyuling daun dan batang cengkeh.
Setelah dikelola, usaha penyulingan limbah cengkeh semakin maju. Pada tahun 2005, usahanya sudah bisa membuat tempat baru, untuk pembuatan minyak cengkeh. Modal yang dikeluarkan pada tahun 2005 untuk membuat lokasi baru itu, senilai Rp 60 juta.(***)
0 komentar :
Posting Komentar
Komentar Pembaca