SUARA GARDA, Majalengka
Majalengka saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan diberbagai bidang, khususnya pembangun infrastruktur. Namun pembangunan memiliki suatu dampak, baik terhadap makhluq hidup maupun terhadap lingkungan. Dampak terhadap lingkungan antara lain adalah terjadinya bencana banjir, kekeringan, erosi tanah, pencemaran lingkungan. Demikian disampaikan Kepala BPLH Majalengka, H. Adang Haidar SH kepada Suara Garda. "Pembangunan erat kaitannya dengan perubahan penggunaan lahan.
Apabila terjadi perubahan penggunaan lahan, misalnya di daerah atas berupa hutan lindung digunakan untuk permukiman atau perumahan sedangkan daerah hilir digunakan untuk industri dan permukiman, maka akan berdampak besar untuk daerah itu sendiri maupun daerah di bawahnya", jelas Adang. Lebih lanjut Adang Haidar menjelaskan di Majalengka jangan sampai terjadi penggundulan hutan yang dialih fungsikan untuk perumahan.
Karena bila itu terjadi maka dibagian hilir dapat terjadi banjir karena di bagian hulu telah terjadi alih fungsi lahan dari hutan lindung menjadi permukiman, sehingga daerah diatas akan mengirimkan limpasan ke daerah hilir. "Untuk daerah hilir di Majalengka akan mengalami perubahan penggunaan lahan, dari kebun menjadi industri maupun permukiman, untuk kegiatan ekonomi, sehingga daerah resapan air semakin sedikit.
Potensi banjir juga semakin besar", imbuhnya. Adang Haidar menerangkan bahwa kekeringan juga mungkin dapat terjadi akibat pembangunan, dengan penggunaan air tanah yang berlebihan karena pembangunan besar-besaran maka persediaan air tanah semakin sedikit, sementara air hujan yang masuk kedalam tanah lebih lambat dari air yang digunakan industri karena dipompa. "Kedepannya kita harus merumuskan lebih detail lagi akan konsep pembangun berkelanjutan dan membuat regulasi-regulasi yang bisa meminimalisir dampak negatif dari pembangunan", pungkasnya.(D2S)
0 komentar :
Posting Komentar
Komentar Pembaca